Bucket list belum disusun, tapi tetep nekat? LAH BERANGKAATT!!!


Perjalanan kali ini disponsori oleh uang jajan bulanan dari sang ayah dan ada beberapa dari tabungan gue yang udah disiapkan. Berawal ajakan dari seorang kawan SMA yang sudah lama banget tidak bertemu, namanya Fedo. Mahasiwa tingkat 2 Universitas Indonesia ini, dulunya ketua OSIS di sekolah gue, terbilang cukup aktif sejak ia duduk dibangku SMP sampai tingkat Universitas. Hampir 3 tahun gue udah gak pernah ketemu sama dia, sekalinya ketemu langsung cabutt hahahaha.

Dia memang suka banget jalan-jalan keluar kota, dan tiket perjalanannya ia dapatkan dari tiket promo yang disajikan dari PT. KAI, nah perjalanan gue kali ini juga bisa dibilang didukung oleh PT. KAI juga, karena adanya promonya itu huahahaha. Tiket perjalanan gue ini sebesar Rp. 150.000 (Eksekutif) sampai stasiun Tugu Yogyakarta, asli murah banget kan! Setelah deal-dealan tanggal, akhirnya ditentukan tanggal 28 Januari sebagai tanggal keberangkatan. Janjian di stasiu Pondok Cina (Pocin) karena sama-sama berangkat dari kota tercinta yaitu Depok, lalu melanjutkan kereta kearah stasiun gondangdia dan naik gojek sampai stasiun Gambir.

Kereta bertolak dari Stasiun Gambir jam 08.30 malam, sampai-sampai di stasiun Tugu jam 04.30 subuh. Awalnya kita sudah berniat untuk ambil homestay yang udah gue search jauh-jauh hari, kira-kira sebesar Rp. 50.000 – Rp. 100.000 / malam. Eh nyatanya, setelah gue hubungin sepupu gue yang sedang menyusun skripsi di Jogja, kontrakan doi bersedia untuk disinggahi selama 4 hari, jadi budget untuk tinggal atau homestay berkurang dah wkakakaka.

Sesampainya di kontrakan, gue sama fedo rebahan dulu sejenak, tidur, lalu mandi. Setelah itu kita langsung merencanakan untuk hari itu, yaitu wisata candi. Memang sih ini sudah bukan saatnya gue wisata ke candi, udah kaya anak sekolahan aja ye kan, tapi manfaatnya banyak banget cuy, yaa bisa lebih tau sejarah candi tersebut, hunting foto ditempat-tempat yang jarang orang tau, dll. Candi yang pertama gue kunjungi adalah Candi Prambanan, terakhir gue kesini tuh jaman SD lho jaman dimana belum ngerti apa-apa dan kalo diajak kemana-mana mah hayuk aja sama orang tua, memangsih berkesan banget setelah sekian lama gak ke Candi ini, udah lumayan banyak perubahan. 






Lalu candi berikutnya adalah candi Ratu Boko, letaknya gak terlalu jauh dari Candi Prambanan, sekitar 5,1 Km atau menempuh perjalanan selama 15 menit. Candi ini tuh bentuknya kaya pintu selamat datang jaman dulu gitu, kalo jaman sekarang kita nyebutnya gapura kali yak yang ada di depan gang, lol.

Niat awal gue kesini adalah hunting sunset di candi tersebut, sunsetnya bukan kaleng-kaleng boy! Apik pisan!. Perasaan gak enak udah ada nih didalem hati gue sama fedo, soalnya beberapa hari belakangan ini cuaca Jogja gak menentu, kadang hujan dari pagi, kadang panas banget, kadang pagi sampai siang panas lalu sore sampai malamnya hujan. Eh ternyata beneran, sesampainya disana bukan dapet cuaca yang cerah, malah disambut dengan gerimis rintik yang aweeeettt banget. Jadi alhasil kita gagal sunset dihari pertama deh.

Eett tapi tenang, dibalik kesusahan pasti ujung-ujungnya ada kebaikan. Parah sih inimah, yaa walaupun gue gak dapet sunset yang ada di tengah-tengah pintunya, tapi ada salah satu spot di samping saung agak di tebing-tebing gitu, gue dapet sunset yang keren banget cuy! Asli inimah gak boong, apalagi pas di depan candinya itu pas liat ke atas ada pelangi sehabis hujan gitu, mana langitnya jadi biru ke ungu-unguan huahaha.





Hari pertama selesai, gue sama fedo balik ke kontrakan dengan banyak cerita-cerita masa kecil dengan mengunjungi candi-candi yang ada di Jogja.

Keesokan harinya adalah hari kita yang benar-benar meng-eksplore Jogja seharian full, dari berangat belum melihat matahari sampai pulang tidak melihat matahari juga alias malam. Ini adalah salah satu bucket list gue selama di Jogja, yaitu sunrise-an di bukit taman buah Mangunan, letaknya ada di daerah dlingo, Bantul. Bisa dibilang rata-rata pendatang dari luar pasti kalau mau ngincer sunrise yang gak terlalu jauh yaa disini, dengan pemandangan lautan diatas awan yang menawan dan juga ditemani pancaran sinar matahari yang malu-malu membuat suasana hati dan raga menjadi hangat, ciailaah wkakkaka. ini dia foto-foto selama disana, semoga abis baca blog ini, sunrise di Taman buah Mangunan menjadi bucket listnya yak! 




fyi, disini tuh kalau tempat wisata tuh banyak banget, dari hutan pinus, bukit-bukit yang viewnya hutan-hutan sampai kerlap-kerlip lampu kota, dll. Jadi kalau mau wisata-wisata yang alam-alam gitu, daerah Bantul dan Gunungkidul selalu menjadi destinasi favorit para wisatawan lokal maupun asing.

Oiya perjalanan ini tak luput dari media sosial Instagram yang selalu memberikan refrensi-refrensi bagus, dari akun @folkindonesia  dan @explorejogja kita bisa melihat tempat-tempat unik yang ada di Indonesisa dan khususnya di Jogja, euy! nah kebetulan juga gue lagi melihat post-postan di ig itu, ada tempat bagus namanya pesawahan songgo langit, yang gak jauh dari taman buah mangunan. Ada cerita unik, karena gue selalu terpaku sama maps yang ada di instagram, pas setelah ditelusuri ternyata malah ke kantor Bupati Bantul dong huahahahha sue banget, langsunglah nanya sama warga setempat, nyatanya harus balik ke arah mangunan lagi:( jadi bolak-balik bisa 1 jam-an nyari tempat begituan.

Memangsih perjuangan selalu gak mengianati hasil, pas sudah sampai disini beuh asli keren dan asri pisan euy! cuma bermodalkan pematang sawah yang luas dan juga di bangun jalanan bambu doang, kata gue sih ini bakal jadi destinasi favorit selanjutnya, yaa dikarenakan ini merupakan wisata yang terbilang baru 1 tahun.



Kan gue bilang ape! keren banget tempat ini! btw tempat ini juga bisa dipakai atau disewa sebagai tempat pre-weeding, cukup bayar Rp. 100.000 per hari kalian yang mau pre-wed bisa memakai tempat ini sepuasnya lho!

Perjalanan gue sama fedo belom selesai sampai disitu, selanjutnya gue dan fedo lanjut nyari destinasi yang gak jauh dari tempat ini, yaitu Goa Gajah. Goa Gajah merupakan goa purbakala yang bertempatan di daerah Mangunan, Dlingo, Kab. Bantul. Goa ini panjangnya kurang lebih 100m, banyak batu skalaktit dan skalakmit yang masih original lho! dan waktu yang tepat kalau mau berkunjung ke Goa ini adalah siang hari, sekitar jam 11.00-14.00 siang dikarenakan pancaran sinar matahari yang masih panas dan terik yang memasuki lobang goa, apik banget sih kalau buat foto!

cahaya matahari yang masuk bisa jadi kulit keliatan putih kalau difoto! lol

Memang sih goa ini masih banyak yang belum tau dan masih kurang penjagaannya, yaa terbilang cukup murah untuk masuk ke goa ini, dan jangan lupa untuk bayar pemandu yaitu seorang warga lokal yang memandu kalian kalau kesini yhaa!

Sehabis puas mengunjungi beberapa tempat di daerah Mangunan, dan tak lupa untuk mencari destinasi dari Instagram, akhirnya gue berdua memutuskan untuk malanjutkan perjalanan ke daerah Pantai Parangtritis! jaraknya lumayan jauh, memerlukan waktu sekitar 1 jam-an dari Goa Gajah ke daerah pantai parangtritis.

Ternyata gerbang pintu masuk parangtritisnya itu jauh banget sama lokasi Pantai euy. Pas jalan beberapa meter dari gerbang masuk, si fedo melihat dari kejauhan ada kaya lautan pasir, yang tidak lain tidak bukan adalah Gumuk Pasir! nah ini adalah destinasi yang gue pengen kunjungin banget, untungnya doi ngeliat huahaha. Tanpa basa-basi disitu ada seorang ibu-ibu yang menyewakan sandboard seharaga Rp. 75.000 sepuasnya!

Awalnya sih exited banget buat naik sandboard, eh nyatanya susah banget dong buat seimbanginnya:( mungkin yang udah sering naik skateboard atau anak skate atau juga yang sering surving, langsung bisa nih seimbanginnya kalau naik sandboard, gue mah apa cuma anak culun yang hobinya jalan-jalan yang gak bisa main skate:( hahahaha.

ekspetasi

realita

ma man!

Sehabis seru-seruan di Gumuk Pasir ditambah seluruh pakean dari celana, kaos, jaket yang penuh dengan pasir gak membuat luntur semangat gue dan fedo, aseeekkk. Lanjut sebagai penutup hari yang indah ini, gue berdua berniat untuk hunting sunrise di Paralayang pantai Parangtritis. Lokasinya gak terlalu jauh sama gumuk pasir ini, sekitar 15-20 menit sudah sampai paralayang, perjalanannya yang naiknya terjaaaalll banget sampe-sampe motor hampir gak kuat:( untungnya si "supra" kuat menghadapi semua rintangan ini wkakakaka.

Selama perjalanan menuju lokasi, kondisi cuaca Jogja masih cerah dan bersahabat, eeeh ketika sampai lokasi kondisi langit sedang cemberut dong:( jadi yaa bisa dibilang hunting sunset hari ini sekaligus penutup hari kurang memuaskan, dikarenakan mataharinya yang sangat malu-malu untuk memancarkan sinar pastel khas sunsetnya yang tidak keluar huhuhu, gelap bangettt.




"Menelan kekecewaan dikarenakan gagal sunset di tempat indah ini, 2 orang pemuda ditemukan basah kuyup selama perjalanan pulang", mungkin itu bisa jadi headline gue dan fedo di hari itu, yaa dikarenakan Jogja sedang sedih sendu mengeluarkan air mata yang banyak, TSAHHH. Sesampainya di Kontrakan tak luput gue berbincang sama bocah kontrakan sodara gue yang sedang main PUBG, menceritakan keeruan dihari itu, yaa memang sih bagi mereka cerita ini biasa-biasa aja karena mereka bisa kapan aja ketempat ini wkakaka.

LAAAAAANNJOOOT!

Keesokan harinya gue memang gak berniat kemana-mana karena kondisi badan dan fikiran udah lelah banget gara-gara kemaren itu full day travelling. Mumpung pada bangun siang, langsunglah sodara gue Ibnu merekomendasikan sebuah tempat dibawah kaki merapi, namanya Bunker Kaliadem. Tempatnya dingin cuy kaya di puncak Bogor huauahaha. DAN APESNYA LAGI GUE DISINI GAK BISA LIAT APA-APA:( yaaa karena itu kabut dan awan udah menyelimuti gunung Merapi dan sekitarnya.






gaya khas fedo nih, kalo gak ngadep kanan yaa kiri tuh pala

Seharusnya itu kata seorang kawan bernama Sidiq kalau mau berkunjung ke tempat ini harusnya pagi, sekitar jam 06.00-09.00 karena awan dan kabut belum tebal seperti siang hari.

Sehabis itu untuk mengobati luka karena tidak mendapatkan apa-apa pada saat di Bunker, kita ke NGOPI di Filosofi Kopi Jogja, gak jauh ko dari Bunker Kaliadem, sekitar 20 menitan sudah bisa ngopi cantik disini. Coffee Shop ini terkenal gara-gara film Filosofi Kopi yang dibintangi orang Chicko Jerrico dan Rio Dewanto. Awal mulanya kedai ini ada di Melawai, Blok M. Setelah film kedua rilis, maka melebarkan sayapnya ke daerah Jogja, dan sekarang menjadi ssalah satu kedai kopi ter enak karena kopinya, suasananya, dan yang terpenting itu BARISTA nya yang cakep! wkakakaka




CHEERS! kalo mau liat jelas hp/laptopnya dibalik aja yee hehehe

BESOKNYA TETEP LANJUT!

Karena selalu mendengarkan saran dari seorang kawan tadi, gue sama Fedo niat bangun pagi agar gak kesiangan biar bisa liat Gunung itu. Tetapi lokasinya yang berbeda dari kemaren, seperti biasa dengan melihat rekomen dari ig @explorejogja gue memutuskan untuk pergi ke Bukit Klangon. Membutuhkan perjalanan darat sekitar 1 jam 15 menit untuk sampai sana, jalanannya luruuuuuss terus jarang belok-belok wkakaka samping kanan kirinya yaa pematang sawah yang ijonya itu serasa ngeliat duit huahaha.

Treknya yaa lumayan nanjak dan curam. Pas sesampainya disana itu beuh!!!! Asli alus pisan euy! ngeliat puncak Merapi dari bawah kaki gunungnya, udara yang masih segar dan asri, sambil makan Indomie itu hal yang nikmat banget huahahaha. Oiya kebetulan banget dihari itu Sahabat gue sekaligus travelmate gue sedang berulang Tahun yang ke-21! btw Happy Birthday to you Fedo !


parah kan!

Hari itu cuma puas sama 1 destinasi aja, karena dengan kondisi jalanan yang muaceett dan panasnya panas bangettt membuat gue dan fedo mengurungkan niat untuk lanjut ke tempat lainnya.

Lanjut keesokan harinya itu, seperti biasa kebetulan pas lagi cek instagramnya @folkindonesia ada sebuah tempat bagus yang simple yang ada di daerah Bantul pinggir, pas cek di Location gak jauh-jauh amat dari kontrakan ko, sekitar setengah jam udah bisa sampai sana. Nah, yang buat simple itu adlah hanya pemandangan jalan raya dan disamping kanan kirinya itu ada pohon-pohon kaya pohon cemara yang tinggi, wuaaah apik banget!

tapi yaa gitu untuk fotonya itu butuh pengorbanan dan nyali sih, soalnya banyak mobil, motor, sepeda, bahkan truk yang berlalu-lalang huahahaha. oiya sebelumnya juga gue menyempatka diri untuk memanjakan perut gue untuk makan di salah satu mie ayam enak ditempat itu, ada menu namanya mie ayam goreng. Gue bingung kan, gimana caranya dah. Eh taunya beneran, cuma bedanya mangkoknya itu dilapisi pangsit goreng yang berbentuk mangkok, memang di Jogja mie ini sudah biasa, kalo gue sih merasa asing maklum aja hehehehe. Sayangnya gue gak foto makanan itu:( tapi rekomended banget!

oiya ini dia foto jalanan yang indah banget!






Bisa dibayanginkan gimana nyalinya foto lari di tengah-tengah jalanan itu! wkakakaka butuh pengorbanan cuy demi sebuah konten yang lebih baik (?)

Keesokan harinya karena sudah puas banget jalan-jalan di Jogja jadi gue memutuskan dari pagi sampai sore untuk istirahat dan packing pakaian dan segala macemnya. Intinya sih gue punya banyak temen baru selama perjalanan ini hususnya fedo. Dari beberapa temennya Ibnu yaitu sidiq dan rohman.

Sebagai penutupan hari selama di Jogja gue bertiga meilipir ke sebuah kedai kopi bernama RUANG KERJA. Lokasinya gak jauh dari kampus UGM dan stasiun Tugu.Penutupan kali ini indah banget cuy! ditutup dengan indahnya langit senja Jogjakarta yang orange sambil meminum kopi ditemani dengan suara Adzan Maghrib, tsaahh berasa anak indie wkakaka.




Sekian sudah perjalanan tanpa bucket list kali ini, tapi inget ini baru part 1 yakk! mau tau kelanjutan serunya selama gue traveling? pantengin teru aja Blog ini atau cek ig gue di @oraaanghitam !

Tak luput gue ucapkan TERIMAKSIH BANYAK atas jamuan dan sajian yang apik dari Daerah Istimewa ini!

MATUR NUWUN MAS!


 Keep Travelling guys!
  


Comments

Popular posts from this blog

PUTIH ABU-ABU YANG TAK PERNAH PUDAR

Udah lama gak traveling lagi, huft.

Ada apa di Banten?